Pages

Subscribe:

Powered By Blogger

Pengikut

Selasa, 01 Mei 2012

zat adiktif

 Pengertian Zat Adiktif
Zat adiktif adalah bahan-bahan alamiah, semi sintesis maupun sintesis yang dapat mengganggu sistem saraf pusat dan menimbulkan efek ketagihan [ketergantungan]. Contohnya seperti alkohol dan inhalen. Inhalen adalah zat organik yang menghasilkan efek yang sama dengan efek yang dihasilkan oleh minuman beralkohol atau obat anestetik jika aromanya dihisap, contohnya lem/perekat, aseton, dan eter.
 Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan pada aktivitas mental dan perilaku
Menurut Undang-Undang No 5/1997 Jenis psikotropika yang banyak disalahgunakan adalah turunan dari amfetamin seperti:
• Metamfetamin
• Ekstasi
• Pil BK [obat tidfur/hiptonik]
• Shabu-shabu
• Magadon/nipam
• Rohipnol.
 Bahaya Penyalahgunaan Zat Adiktif dan Psikotropika
Pada dasarnya zat adiktif dan psikotropika digunakan sesuai ketentuan dalam dunia kedokteran. Namun, banyak terjadi penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika oleh remaja. Berikut ini bahaya yang ditimbulkan akibat penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika.


1. Bahaya zat adiktif dan psikotropika:
Kerusakan fungsi sistem saraf pusat (otak)
Terjadi infeksi akut oto jantung dan gangguan peredaran darah
Gangguan pada paru-paru, sesak napas, dan penyakit-penyakit paru-paru lainnya
2. Bahaya zat adiktif dan psikotropika terhadap kejiwaan
Pemakai narkoba memiliki kecenderungan untuk:
o bersikap labil
o suka memberontak
o introvert / tertutup
o penuh rahasia
o sensitif
o kasar dan tidak sopan
o memiliki kecurigaan yang sama terhadap semua orang
o menjadi malas
o prestasi belajar menurun
o emosional
o berpikir irasional

Ciri-ciri fisik pengguna zat adiktif dan psikotropika secara umum adalah berat badan menurun drastis, mata terlihat cekung dan merah, muka pucat, serta bibir kehitam-hitaman.
Ciri-ciri fisik korban ketergantungan heroin adalah tekanan darah menurun, denyut nadi melemah dan pupil mata menyempit.
Ciri-ciri psikis korban ketergantungan ganja adalah merasa cemas, ketakutan, berhalusinasi, dan rasa gembira yang berlebihan





 Ganja
Ganja (Cannabis sativa syn. Cannabis indica) adalah tumbuhan budidaya penghasil serat, namun lebih dikenal karena kandungan zat narkotika pada bijinya, tetrahidrokanabinol (THC, tetra-hydro-cannabinol) yang dapat membuat pemakainya mengalami euforia (rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab). Tanaman ganja biasanya dibuat menjadi rokok mariyuana.
Tanaman semusim ini tingginya dapat mencapai 2 meter. Berdaun menjari dengan bunga jantan dan betina ada di tanaman berbeda (berumah dua). Bunganya kecil-kecil dalam dompolan di ujung ranting. Ganja hanya tumbuh di pegunungan tropis dengan ketinggian di atas 1.000 meter di atas permukaan laut.
Ganja menjadi simbol budaya hippies yang pernah populer di Amerika Serikat. Hal ini biasanya dilambangkan dengan daun ganja yang berbentuk khas. Selain itu ganja dan opium juga didengungkan sebagai simbol perlawanan terhadap arus globalisme yang dipaksakan negara kapitalis terhadap negara berkembang. Di India, sebagian Sadhu yang menyembah dewa Shiva menggunakan produk derivatif ganja untuk melakukan ritual penyembahan dengan cara menghisap hashish melalui pipa chilam/chillum, dan dengan meminum bhang.
Di beberapa negara tumbuhan ini tergolong narkotika, walau tidak terbukti bahwa pemakainya menjadi kecanduan, berbeda dengan obat-obatan terlarang jenis lain yang menggunakan bahan-bahan sintetik atau semi sintetik dan merusak sel-sel otak, yang sudah sangat jelas bahayanya bagi umat manusia. Di antara pengguna ganja, beragam efek yang dihasilkan, terutama euforia (rasa gembira) yang berlebihan serta hilangnya konsentrasi untuk berpikir di antara para pengguna tertentu.
Efek negatif secara umum adalah pengguna akan menjadi malas dan otak akan lamban dalam berpikir. Namun, hal ini masih menjadi kontroversi, karena tidak sepenuhnya disepakati oleh beberapa kelompok tertentu yang mendukung medical marijuana dan marijuana pada umumnya. Selain diklaim sebagai pereda rasa sakit, dan pengobatan untuk penyakit tertentu (termasuk kanker), banyak juga pihak yang menyatakan adanya lonjakan kreativitas dalam berpikir serta dalam berkarya (terutama pada para seniman dan musisi).
Berdasarkan penelitian terakhir, hal ini (lonjakan kreativitas), juga dipengaruhi oleh jenis ganja yang digunakan. Salah satu jenis ganja yang dianggap membantu kreativitas adalah hasil silangan modern "Cannabis indica" yang berasal dari India dengan "Cannabis sativa" dari Barat. Jenis ganja silangan inilah yang tumbuh di Indonesia.
Efek yang dihasilkan juga beragam terhadap setiap individu. Segolongan tertentu ada yang merasakan efek yang membuat mereka menjadi malas, sementara ada kelompok yang menjadi aktif, terutama dalam berfikir kreatif (bukan aktif secara fisik seperti efek yang dihasilkan metamfetamin). Ganja, hingga detik ini, tidak pernah terbukti sebagai penyebab kematian maupun kecanduan. Bahkan, di masa lalu dianggap sebagai tanaman luar biasa, di mana hampir semua unsur yang ada padanya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Hal ini sangat bertolak belakang dan berbeda dengan efek yang dihasilkan oleh obat-obatan terlarang dan alkohol, yang menyebabkan penggunanya menjadi kecanduan hingga tersiksa secara fisik, dan bahkan berbuat kekerasan maupun penipuan (aksi kriminal) untuk mendapatkan obat-obatan kimia buatan manusia itu.
Dalam penelitian ilmiah dengan metode systematic review yang membandingkan efektifitas ganja sebagai obat antiemetic didapatkan hasil ganja memang efektif sebagai obat antiemetic dibanding prochlorperazine, metoclopramide, chlorpromazine, thiethylperazine, haloperidol, domperidone, atau alizapride, tetapi pengunaannya sangat dibatasi dosisnya, karena sejumlah pasien mengalami gejala efek psikotropika dari ganja yang sangat berbahaya seperti pusing, depresi, halusinasi, paranoia, dan juga arterial hypotension
 Pemanfaatan
Tumbuhan ganja telah dikenal manusia sejak lama dan digunakan sebagai bahan pembuat kantung karena serat yang dihasilkannya kuat. Biji ganja juga digunakan sebagai sumber minyak.
Namun demikian, karena ganja juga dikenal sebagai sumber narkotika dan kegunaan ini lebih bernilai ekonomi, orang lebih banyak menanam untuk hal ini dan di banyak tempat disalahgunakan.
Di sejumlah negara penanaman ganja sepenuhnya dilarang. Di beberapa negara lain, penanaman ganja diperbolehkan untuk kepentingan pemanfaatan seratnya. Syaratnya adalah varietas yang ditanam harus mengandung bahan narkotika yang sangat rendah atau tidak ada sama sekali.
Sebelum ada larangan ketat terhadap penanaman ganja, di Aceh daun ganja menjadi komponen sayur dan umum disajikan.
Bagi penggunanya, daun ganja kering dibakar dan dihisap seperti rokok, dan bisa juga dihisap dengan alat khusus bertabung yang disebut bong.


 SHABU SHABU
Shabu shabu merupakan kelompok narkotika yang merupakan stimulans sistem
saraf dengan nama kimia methamphetamine hidrochloride, yaitu turunan dari
stimulan saraf amfetamin. Shabu shabu dikenal juga dengan julukan lain seperti
glass, quartz, hirropon atau ice cream, Shabu shabu umumnya berbentuk kristal
berwarna putih seperti gula pasir atau vetsin (bumbu penyedap makanan).
Metamfetamin murni bentuknya seperti pecahan kristal kaca tidak berwarna.
Rumus kimianya adalah (S)-N-methyl-l-phenylpropan-2-amine (C10H15N)
Dahulu metamfetamin digunakan tentara ketika berperang untuk menghilangkan
rasa takut dan untuk membuat lebih agresif, seperti pada Perang Dunia yang
digunakan oleh tentara Jerman, Rusia dan Jepang. Metamfetamin dibuat dari
Amfetamin yang awalnya digunakan sebagai inhaler pernapasan (nasal
decongestant dan bronchial inhaler) dan senyawa ini aktif bekerja dalam waktu
6-8 jam. Bahan ini dapat meningkatkan aktifitas dan juga dipakai untuk
menurunkan nafsu makan dalam rangka menguruskan badan.
Pada tahun 1950-an shabu shabu banyak digunakan untuk keperluan medis.
Tetapi setelah diketahui berbahaya dan dapat digunakan untuk kejahatan, maka
sekarang penggunaan legalpun sangat ketat sekali.

 PEMAKAIAN SHABU SHABU DAN EFEK PADA KESEHATAN
Shabu shabu dikonsumsi dengan cara membakarnya diatas aluminium foil
sehingga mengalir dari ujung yang satu keujung yang lain. Kemudian asap yang
ditimbulkannya dihirup dengan sebuah Bong (sejenis pipa yang didalamnya
berisi air). Air Bong tersebut berfungsi sebagai filter karena asap tersaring pada waktu melewati air tersebut. Ada juga sebagian pemakai memilih membakar
shabu dengan pipa kaca karena takut efek jangka panjang yang mungkin
ditimbulkan aluminium foil yang terhirup.
Shabu sering dikeluhkan sebagai penyebab paranoid (rasa takut yang
berlebihan), menjadi sangat sensitif (mudah tersinggung), terlebih bagi mereka
yang sering berpikir tidak positif dan halusinasi visual. Masing masing pemakai
mengalami efek tersebut dalam kadar yang berbeda. Shabu mempunyai
pengaruh yang sangat kuat terhadap syaraf. Pengguna shabu cenderung untuk
menggunakan shabu dalam jumlah yang banyak dalam satu sesi dan sukar
untuk berhenti kecuali shabu yang dimiliki telah habis dan pengguna juga akan
selalu merasa tergantung pada shabu tersebut.
Pengaruh pemakaian langsung dapat menyebabkan nafsu makan berkurang,
kecepatan napas dan denyut jantung meningkat secara tidak normal, demam
tinggi, pupil melebar, rasa nyaman, energi dan kepercayaan diri meningkat
secara tidak normal, susah tidur, hiperaktif dan banyak bicara, mudah panik, mudah tersinggung, mudah marah dan agresif, pembuluh darah dapat pecah
dan menyebabkan kematian.
Bila penggunaannya dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan
menurunnya daya tahan tubuh terhadap infeksi dan penyakit, beresiko tinggi
kurang gizi, dapat mengalami gangguan jiwa, ketergantungan, keracunan
terhadap logam berat dari aluminium foil
Sedangkan bila pecandu mengalami gejala putus obat menyebabkan cepat
marah, tidak tenang/gelisah, cepat lelah, tidak bersemangat/ingin tidur terus





 Amfetamin
Amfetamin atau Amphetamine atau Alfa-Metil-Fenetilamin atau beta-fenil-isopropilamin, atau benzedrin, adalah obat golongan stimulansia (hanya dapat diperoleh dengan resep dokter) yang biasanya digunakan hanya untuk mengobati gangguan hiperaktif karena kurang perhatian atau Attention-deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) pada pasien dewasa dan anak-anak. Juga digunakan untuk mengobati gejala-gejala luka-luka traumatik pada otak dan gejala mengantuk pada siang hari pada kasus narkolepsi dan sindrom kelelahan kronis.
Pada awalnya, amfetamin sangat populer digunakan untuk mengurangi nafsu makan dan mengontrol berat badan. Merk dagang Amfetamin (di AS) antara lain Adderall, dan Dexedrine. Sementara di Indonesia dijual dalam kemasan injeksi dengan merk dagang generik. Obat ini juga digunakan secara ilegal sebagai obat untuk kesenangan (Recreational Club Drug) dan sebagai peningkat penampilan (menambah percaya diri atau PD). Istilah "Amftamin" sering digunakan pada campuran-campuran yang diturunkan dari Amfetamin.
Amphetamin menyebabkan:
 meningkatnya detak jantung
 berkurangnya nafsu maka
 memperbaiki suasana hati
 membesarnya pupil mata
Pengguna amphetamin menyebutkan adanya “rush” rasa percaya diri yang bertahan 3 atau 4 jam kemudian “turun”. Rasa khawatir dan gelisah kemudian mengambil alih dari titik ini. Gejala gelisah, paranoia, dan panik juga dapat muncul. Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan gangguan mental.



 Minuman Keras
Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol. Etanol adalah bahan psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan kesadaran. Di berbagai negara, penjualan minuman beralkohol dibatasi ke sejumlah kalangan saja, umumnya orang-orang yang telah melewati batas usia tertentu.
 Efek samping
Bila dikonsumsi berlebihan, minuman beralkohol dapat menimbulkan efek samping ganggguan mental organik (GMO), yaitu gangguan dalam fungsi berpikir, merasakan, dan berprilaku. Timbulnya GMO itu disebabkan reaksi langsung alkohol pada sel-sel saraf pusat. Karena sifat adiktif alkohol itu, orang yang meminumnya lama-kelamaan tanpa sadar akan menambah takaran/dosis sampai pada dosis keracunan atau mabuk.
Mereka yang terkena GMO biasanya mengalami perubahan perilaku, seperti misalnya ingin berkelahi atau melakukan tindakan kekerasan lainnya, tidak mampu menilai realitas, terganggu fungsi sosialnya, dan terganggu pekerjaannya. Perubahan fisiologis juga terjadi, seperti cara berjalan yang tidak mantap, muka merah, atau mata juling. Perubahan psikologis yang dialami oleh konsumen misalnya mudah tersinggung, bicara ngawur, atau kehilangan konsentrasi.
Efek samping terlalu banyak minuman beralkohol juga menumpulkan sistem kekebalan tubuh. Alkoholik kronis membuat jauh lebih rentan terhadap virus termasuk HIV.
Mereka yang sudah ketagihan biasanya mengalami suatu gejala yang disebut sindrom putus alkohol, yaitu rasa takut diberhentikan minum alkohol. Mereka akan sering gemetar dan jantung berdebar-debar, cemas, gelisah, murung, dan banyak berhalusinasi.




 Nikotin
Nikotin adalah merupakan candu yang sangat kuat ! Nikotin rokok mengandung lebih banyak zat addictive (zat yang menyebabkan kecanduan) daripada heroin ataupun kokain. Perusahaan-perusahaan rokok seringkali memanipulasi kadar nikotin pada rokok yang mereka produksi agar memberikan rasa yang tetap sama. Mereka juga tidak bisa memastikan kadar nikotin yang sama pada setiap batang rokok yang anda hisap.
Nikotin rokok, hanya dalam hitungan detik setelah hisapan pertama, mulai mempengaruhi sistem pusat syaraf dan seluruh tubuh anda. Pada bagian otak tertentu, setelah terkena stimulasi nikotin, anda akan bisa berpikir lebih ringan. Bagian otak lain, yang merupakan pusat “kesenangan”, jika terstimulasi nikotin bisa membuat anda merasa lebih rileks dan nyaman, lepas dari ketegangan.
Nikotin rokok juga mempengaruhi hormon-hormon yang diproduksi tubuh. Hal ini dilakukan oleh hormon untuk membuat keseimbangan kimiawi terhadap nikotin dan kecanduan yang menyertai. Perokok berat akan menjadi tergantung pada kadar hormon yang sangat tinggi, yang diakibatkan oleh nikotin, yang bisa menjadi zat addictive yang sangat kuat. Mereka memerlukan untuk mengisap rokok dengan interval waktu tertentu. Setelah proses stimulasi terhadap hormon menurun, mereka akan membutuhkan rokok lagi untuk diisap agar merasa enak / lebih nyaman.
Nikotin rokok menciptakan reaksi biokimia dalam tubuh anda, yang dengan cepat memberi efek pada ‘mood’ anda, metabolisme tubuh dan kemampuan bertindak. Semakin banyak asap yang anda hirup, semakin banyak pula ketergantungan kimiawi tubuh anda. Para perokok juga bisa menjadi pecandu yang selalu tergantung pada rokok disebabkan oleh pengaruh psikologis yang ditimbulkan nikotin. Jika hal ini terjadi, rokok akan bisa mempengaruhi sikap dan perasaan seseorang pada situasi tertentu.
Nikotin rokok dapat merespon otak untuk memerintahkan tubuh membuat zat endorphin lebih banyak. Endorphin merupakan senyawa protein atau tepatnya sebagai body’s natural pain killer. Struktur kimia Endorphin hampir sama dengan morphine yang merupakan painkiller kelas atas. Endorphin dapat membuat seseorang merasa relaks dan euphoria.
Nikotin rokok dalam jangka panjang dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah yang mengakibatkan si perokok (walaupun sudah lama berhenti merokok) sangat rentan terhadap stroke dan serangan jantung. Hal ini disebabkan rusaknya pembuluh arteri dalam darah, yang salah satu fungsinya mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh.

 Pengaruh NIKOTIN Rokok pada manusia
Dan jika mereka tidak bisa mendapatkan sebatang rokok lagi untuk dihisap, maka proses kecanduan dimulai



 Opiat / Opium
Opiat atau opium adalah bubuk yang dihasilkan kangsung oleh tanaman yang bernama poppy / papaver somniferum di mana di dalam bubuk haram tersebut terkandung morfin yang sangat baik untuk menghilangkan rasa sakit dan kodein yang berfungsi sebagai obat antitusif.
Efek samping dari opium adalah:
 Perasaan gembira yang berlebihan
 Banyak bicara sendiri
 Mual
 Susah buang air besar
 Sulit berfikir
 Morfin
Mofrin adalah alkoloida yang merupakan hasil ekstraksi serta isolasi opium dengan zat kimia tertentu untuk penghilang rasa sakit atau hipnoanalgetik bagi pasien penyakit tertentu. Dampak atau efek dari penggunaan morfin yang sifatnya negatif membuat penggunaan morfin diganti dengan o
bat-obatan lain yang memiliki kegunaan yang sama namun ramah bagi pemakainya.
 Heroin
Heroin adalah keturunan dari morfin atau opioda semisintatik dengan proses kimiawi yang dapat menimbulkan ketergantungan / kecanduan yang berlipat ganda dibandingkan dengan morfin. Heroin dipakai oleh para pecandunya yang bodoh dengan cara menyuntik heroin ke otot, kulit / sub kutan atau pembuluh vena.

 Kodein
Kodein adalah sejenis obat batuk yang digunakan oleh dokter, namun dapat menyebabkan ketergantungan / efek adiksi sehingga peredarannya dibatasi dan diawasi secara ketat.
 Opiat Sintetik / Sintetis
Jenis obat yang berasal dari opiat buatan tersebut seperti metadon, petidin dan dektropropoksiven (distalgesic) yang memiliki fungsi sebagai obat penghilang rasa sakit. Metadon berguna untuk menyembuhkan ketagihan pada opium / opiat yang berbentuk serbuk putih. Opiat sintesis dapat memberi efek seperti heroin, namun kurang menimbulkan ketagihan / kecanduan. Namun karena pembuatannya sulit, opiat buatan ini jarang beredar kalangan non medis.
 Kokain
Kokain merupakan stimulan yang berasal dari daun koka dari Amerika Selatan. Bentuknya berupa bubuk putih dan biasanya dihirup ke dalam hidung dan menyebabkan perasaan senang, percaya diri yang berlangsung selama 15-30 menit. Kokain juga dapat digosokkan ke gusi dan ke dalam anus atau vagina sebelum seks penetratif. Terkadang kokain juga dibuat sebagai solusi untuk disuntikkan, namun hal ini jarang.
Pengguna kokain banyak dosis untuk mempertahanka rasa high, yang dapat menyebabkan kekhawatiran berlebih, paranoia serta toleransi terhadap kokain, yang berarti dosis yang lebih tinggi harus digunakan untuk menciptakan rasa high yang sama. Wlaupun efek ketergantungannya tidak sama dengan heroin atau opiat, pengguna dapat tergantung secara psikologis sehingga merasa kekhawatiran berlebih, depresi, atau rasa lelah yang sangat bila mereka menghentikan penggunaan.
Menghirup kokain dapat merusak selaput antara hidung, yang mengakibatkan pendarahan dan pada akhirnya erosi.

 Efek Penggunaan Kokain
Kokain jika dikonsumsi dalam jangka panjang dapat menyebabkan kekurangan sel darah putih atau anemia sehingga dapat membuat badan kurus kering.Selain itu Kokain juga menimbulkan perforesi sekat hidung(ulkus) dan aritma pada jantung.

Efek psikologis atau mental spiritual yang dapat ditimbukan dari penggunaan kokain secara terus menerus adalah :
- Darah tinggi
- Sulit tidur
- Bola mata menjadi kecil
- Hilang nafsu makan / kurus
- Detak jantung jadi cepat
- Terbius sesaat, dan sebagainya

 Jenis Narkoba menurut efeknya
Dari efeknya, narkoba bisa dibedakan menjadi tiga:
1. Depresan, yaitu menekan sistem sistem syaraf pusat dan mengurangi aktifitas fungsional tubuh sehingga pemakai merasa tenang, bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tak sadarkan diri. Bila kelebihan dosis bisa mengakibatkan kematian. Jenis narkoba depresan antara lain opioda, dan berbagai turunannya seperti morphin dan heroin. Contoh yang populer sekarang adalah Putaw.
2. Stimulan, merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan serta kesadaran. Jenis stimulan: Kafein, Kokain, Amphetamin. Contoh yang sekarang sering dipakai adalah Shabu-shabu dan Ekstasi.
3. Halusinogen, efek utamanya adalah mengubah daya persepsi atau mengakibatkan halusinasi. Halusinogen kebanyakan berasal dari tanaman seperti mescaline dari kaktus dan psilocybin dari jamur-jamuran. Selain itu ada jugayang diramu di laboratorium seperti LSD. Yang paling banyak dipakai adalah marijuana atau ganja.

2 komentar:

Yudistira Jaya permana mengatakan...

Kurang terurus nih blog

peraih sebuah mimpi mengatakan...

kok bnyk gambar&iklan sih gk kelihatan tulisannya

Posting Komentar